Analisa Kelayakan Bisnis / Investasi

Analisa Kelayakan Bisnis / Investasi



Assalamualaikum semuanyaa! Gimana kabar kalian? Semoga baik baik aja yaaa. Kali ini di blog saya akan menjelaskan tentang analisa kelayakan bisnis / investasi. Kalian pasti sudah pernah dengar kan investasi itu apa? Apa kalian ingin tau lebih lanjut tentang ini? Jika ingin, yuk ikuti saya!

A. Definisi Analisa Kelayakan Bisnis / Investasi
Apa sih yang kalian ketahui tentang kelayakan bisnis? 
         Analisa kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Nah, tujuan utama dilakukan kelayakan bisnis ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek, atau jangka panjang, serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung.
Nah, setelah mengetahui definisi dari kelayakan bisnis, ada 4 kriteria investasi. Masih ingin tau lebih lanjut? Terus ikuti saya!

B. Kriteria Investasi
Kriteria investasi adalah keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria – kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu; Payback Period, Benefit / Cash Ration, Net Present Value, Internal Rat of Return.

·      Payback Period
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kita harus berhati – hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun). Misalnya investasi perkebunan kelapa sawit baru mencapai titik impas sekitar 8 – 10 tahun.
Dilihat dari sudut ini, investasi perkebunan kelapa sawit kurang baik disbanding dengan investasi perkebunan singkong (ubi kayu), karena payback period investasi kebun singkong mungkin hanya dua tahun. Namun dilihat dari sisi – sisi lain, investasi perkebunan kelapa sawit jauh lebih menguntungan disbanding singkong.

·      B/C Ratio (Benefit Cost Ratio)
B/C ratio merupakan suatu ukuran perbandingan antara pendapatan pendapatan dengan Total Biaya produksi (Cost = C). B yaitu Benefit, kemudian untuk C berarti cost. Untuk perhitungan b/c ratio ini dihitung dari tingkat suku bunga. Dalam Batasan besaran nilai B/C dipakai sebagai alat didalam mengetahui apakah suatu usaha tersebut menguntungkan atau suatu usaha tersebut tidak menguntungkan. Berikut ini rumus b/c ratio yang bisa anda gunakan untuk menghitung keuntungan dari suatu usaha.

·      NPV (Net Present Value)
Net Present Value atau yang sering disingkat dengan NPV merupakan sebuah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang akan masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang akan keluar pada periode waktu tertentu. Lalu NPV atau Net Present Value ini mengestimasikan nilai sekarang pada sebuah proyek, aset ataupun investasi yang berdasarkan pada arus kas yang akan masuk karena diharapkan pada masa depan dan arus kas yang akan keluar akan disesuaikan dengan suku bunga dan harga pembelian awal. NPV atau Net Present Value ini banyak digunakan dalam sebuah penganggaran modal untuk menganalisa suatu profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Dan para pemilik modal ataupun manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV ini untuk mengevaluasi apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi karena pada sebuah proyek baru ataupun investasi pada pembelian aset baru.
Rumus NPV ini cukup rumut karena rumusnya menambahkan semua arus kas, masa depan dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskon dan menguranginya dengan investasi awal. Persamaan dan rumus dari Net Present Value (NPV) ini dapat kalian lihat dibawah ini:
NPV = ( C1 / 1 + r ) + ( C2 / ( 1 + r )) + ( C3 / (  1 + r )) + … + ( Ct / ( 1 + r )) – C0
Keterangan:
o   NPV: Net Present Value (dalam rupiah)
o   C    : Arus kas pertahun pada periode t
o   C0      : Nilai investasi awal pada tahun ke 0 (dalam rupiah)
o   r      : Suku bunga atau discount rate (dalam %)

·      IRR (Internal Rate Of Return)
Internal rate of return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi suatu usaha, dengan kata lain IRR adalah rate yang menghasilkan NPV = 0. IRR yang lebih besar dari cost of capital maka menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih besar dari yang dirancang sebelumnya. Artinya, perusahaan disarankan menerima atau menjalankan proyek investasi tersebut. Sebaliknya, IRR yang lebih kecil ketimbang cost of capital memberi gambaran bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih kecil dari yang ditargetkan sehingga perusahaan lebih baik menolak proyek tersebut. 
Rumus IRR adalah:
IRR = rk + (NPV rk / (TPV rk – TPV rb))x (rb-rk)

Keterangan:
o   IRR       : Internal Rate of Return
o   rk          : Tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)
o   rh          : Tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)
o   NPV rk  : Net Present Value pada tingkat bunga kecil
o   TPV rk   : Total Present Value pada tingkat bunga kecil
o   TPV rh   : Total Present Value pada tingkat bunga yang besar

C. Contoh Kasus & Penilaian Investasi dengan NPV
         Manajemen Perusahaan ABC ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga mesin produksi yang baru tersebut adalah Rp. 150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per-tahun. Arus kas yang masuk diestimasi sekitar Rp. 50 juta per-tahun selama 5 tahun. Pertanyaannya, bagaimana cara menghitung investasi dengan NPV?

Penyelesaian:
·      Ct = rp. 50 juta
·      C0 = rp. 150 juta
·      r    = 12% (0,12)

Jawab:
NPV  = (C1/(1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C4/(1+r)4) + (C5/(1+r)5) – C0
NPV  = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + 
   (50/1+0,12)5) – 150 
NPV  = (44,64 + 39,86 + 35, 59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV  = 180,24 – 150
NPV  = 30,24
Jadi, nilai NPV adalah Rp. 30,24 juta


         Sekian dari materi “Analisa Kelayakan Bisnis / Investasi” ini. Mohon maaf jika ada sedikit kesalahan yaa. Oh iya, sebelum saya akhiri, ada video penjelasan tentang cara menghitung investasi dengan NPV. Jangan lupa dilihat videonya yaa biar kalian lebih ngerti!



Komentar